Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Megawati Sentil Kader, "Seharusnya Menang, Malah Babak Belur!"

Megawati Sentil Kader, "Seharusnya Menang, Malah Babak Belur!"

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri


Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, melontarkan kritik pedas kepada para kadernya menyusul hasil Pemilu 2024 yang dianggap jauh dari harapan. Dalam rapat evaluasi internal yang berlangsung di Kantor DPP PDIP, Megawati secara blak-blakan menyebut bahwa partai seharusnya mampu meraih kemenangan lebih besar, namun kenyataannya justru banyak yang mengalami kemunduran.

"Seharusnya kita menang besar! Tapi apa yang terjadi? Bukannya tambah kuat, malah babak belur di banyak daerah," tegas Megawati dengan nada kecewa.

Menurut Megawati, banyak kader yang terlihat tidak serius bekerja di lapangan, hanya mengandalkan nama besar partai tanpa usaha maksimal untuk meraih simpati rakyat. Ia menyoroti fenomena kader yang aktif hanya saat musim pemilu dan menghilang setelahnya, sehingga kepercayaan publik pun menurun.

"Kalian pikir rakyat itu tidak melihat? Rakyat tahu siapa yang kerja sungguhan dan siapa yang cuma datang pas mau pemilu. Jangan cuma numpang nama besar partai lalu lepas tanggung jawab!" katanya tajam.

Evaluasi ini muncul setelah hasil pemilu menunjukkan bahwa PDIP kehilangan sejumlah kursi strategis di beberapa wilayah kunci, sebuah kemunduran yang diakui Megawati sebagai "tamparan keras" bagi partai. Ia meminta seluruh struktur partai, dari pusat hingga daerah, untuk segera berbenah dan kembali memperkuat basis di akar rumput.

Megawati juga mengingatkan bahwa kemenangan tidak datang dengan sendirinya. "Kalau mau tetap jadi partai besar, harus kerja keras, bukan hanya bergantung pada sejarah dan nostalgia masa lalu. Zaman sudah berubah, rakyat butuh bukti nyata."

Pernyataan Megawati ini langsung menjadi sorotan publik dan memicu diskusi luas di kalangan pengamat politik. Banyak yang menilai kritik tersebut sebagai tanda bahwa PDIP sedang melakukan pembenahan serius untuk menghadapi tantangan politik ke depan.